PLN DINILAI GAGAL KELOLA LISTRIK
Tanjungpinang : Pemadaman bergilir yang
dilakukan PLN sejak sabtu (28/2) hingga saat ini di ibu kota rovinsi Keulauan
Riau, Tanjungpinang, dinilai tak mampu dalam mengelola Listrik.
Pemadaman bergilir itupun terjadi cukup
lama hingga beberapa jam dari pagi, siang hingga malam.
Krisis listrik yang terjadi tak juga
menemukan penyelesaian, menyebabkan masyarakat resah hingga berdampak kepada perekonomian
masyarakat dan aktifitas pendidikan di kota Tanjungpinag yang menggunakan
listrik.
Salah seorang warga beralamat di Jalan Matador,
Irwansyah mengatakan, warga Tanjungpinang sangat resah dengan kondisi
listrik seperti ini.
Menurutnya, PLN tidak mampu mengelola
listrik secara baik. Sehingga, kondisi listrik di kota ini terus memburuk dan
tak ada solusinya juga.
“ Sudah didemopun kekantornya oleh
masyarakat tidak jera juga. Apakah tidak
ada urat malunya," ujarnya dengan nada kesal kepada awak media ini
dikediamannya, Rabu (11/3.
Dia mengatakan, pemadaman tidak ada
aturannya lagi, bahkan, dari pihak PLN pun tidak ada memberikan surat edaran kepada
masyarakat jauh—jauh hari.
“ pemadaman itu bisa pagi, siang dan
malam, bahkan sampai paginya lagi. Begitu pula hari—hari berikutnya,” ungkapnya.
Lanjutnya, kasiahan anak – anak sekolah
yang sebentar lagi akan menghadappi Ujian Nasional (UN) dan para pelaku usaha
yang menggunakan listrik.
“ kalau masyarakat telat bayar didenda
bahkan sampai pemutusan. Kalu sudah begini pihak PLN ada saja alasannya untuk
mengelabui masyarak yang tak tau apa—apa,” paparnya.
Akan hal ini, tambahnya, sudah melanggar
hak konsumen yang setiap bulan membayar.
“ Masyarakat punya hak untuk mengetahui
apa masalahnya sehingga lampu padam berhari—hari begini. PLN jangan suka—suka
memadamkan lampu. Pperhatikan juga dampak yang ditimbulkan kepada masyarakat,”
katanya.
Sementara, pemilik warnet di Jalan
Pancur, Iskandar mengatakan akibat dari pemadaman listrik ini usaha warnet
mengalami kerugian.
“ Biasanya dari Rp 300ribu menjadi Rp
150ribu perharinya,” singkatnya.
Ia mengatakan, 50 persen kerugian yang
di alaminya. Sehingga terjadi pembengkakan terhadap biaya operasional seperti
pembayaran tagihan speddy dan kerusakan perangkat komputer akibat pemadaman
listrik.
Terpisah, pelaku industri tahu di Jalan
Ir. Sutami, Kasmin, sejak adanya pemadaman listrik usaha yang diproduksinya
mengalami penurunan dari enam papan menjadi tiga papan perharinya.
“ PLN harus cepat mengatasi masalah ini,
damapak yang ditimbulkan sangat besar. Bukan saya saja yang mengalami seperti
ini, mungkin ppelaku diluar sana mengalami hal yang sama dengan saya,”
imbuhnya. (sofi)
Komentar
Posting Komentar